Telah taukah
anda mengenai asalmuasal Alas Roban Batang yang setiap hari senantiasa di lalui
beberapa ribu kendaraan yang katanyaangker bila melalui jalur Pantura terutama
Alas roban. Alas Roban terdapat di Lokasi rimba jati di Plelen, Grising,
Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jalanan yang dibuat pada masa Misteri Alas
Robanpemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels, seseorang Gubernur
Jendral Hindia Belanda ke-36 yang memerintah pada th. 1808-1811. Jalan yang
lebih di kenal dengan sebutan De Grote Postweg yang bermakna Jalan Raya Pos ini
dibuat untuk maksud pembangunan infrastruktur jadi efek dari perkembangan
masyarakat.
Alas Roban
Batang
Roban datang
dari kata ‘rob’ yang bermakna air naik, kata ini begitu di kenal oleh
orang-orang pesisiran. Kampung Roban sendiri berada di Kecamatan Subah. Roban
ada di daerah pantai Laut Jawa. Situasi tempat ini sampai saat ini masih tetap
saja diselimuti udara mistik yang kental. Perkampungan Roban dulu di kenal
dengan Roban Siluman. Konon pada saat yang sudah lampau, orang-orang Roban
banyak yang mempunyai pengetahuan tinggi sampai bisa mengubah dianya jadi
buaya. Dari sinilah di kenal siluman buaya yang jadikan Roban jadi Roban
Siluman.
Akan tetapi
Alas Roban serta Roban mempunyai peranan perlu bila diliat dari sejarahnya.
Kabupaten Batang dulu di kenal jadi lokasi Alas Roban yang masih tetap sepi
belum juga seramai pemukiman masyarakat saat ini. Alas Roban di kenal dengan
tempatnya beberapa siluman, lelembut, serta garong (perampok). Kawasannya
terhitung mulai Perbatasan Kabupaten Kendal dengan Kabupaten Batang sekarang
ini sampai Kota Pekalongan. Pada zaman Pemerintahan Sultan Agung Mataram Islam
sekitaran th. 1620an, berlangsung penolakan memahami pada VOC serta Mataram
yang terlebih dulu merajut diplomasi dalam lokasi serta penyediaan
persenjataan. Sultan Agung punya maksud menggempur VOC yang ada di Batavia.
Pasukan yang ikut serta dalam penyerangan datang dari beragam tempat di Jawa.
Agar bisa mensupport persediaan logistik jadi dibuat pos-pos pendukung logistik
di beberapa tempat yang satu diantaranya di Alas Roban. Dalam membuat pos di
Alas Roban, Sultan Agung mengutus Ki Bahurekso untuk buka Alas Roban. Pembukaan
konon diawali dari Kecamatan Subah ke arah barat. Hal semacam ini ditujukan
untuk buka tempat yang juga akan dipakai untuk menanam beragam jenis sumber
makanan untuk mensupport keperluan logistik. Ketika ada di Kali Lojahan
(Kramat), Bahurekso merencanakan buat bendungan. Tetapi ditempat yang juga akan
dibuat bendungan ada kayu besar yang melintang di sungai. Lalu beliau bertapa
pada Malam Jum’at Kliwon untuk memperoleh pertolongan kemampuan. Lalu kayu bisa
diangkat serta dihancurkan, momen ini dimaksud Ngembat Watang (Mengangkat Kayu)
yang lalu jadikan nama Batang. Momen pertapaan Ki Bahurekso lalu diperingati
dengan acara Kliwonan yang dikerjakan tiap-tiap Jum’at Kliwon di Alun-Alun Kota
Batang.
Alas Roban
Batang
Pos yang
dibuat diprediksikan ada di daerah Balekambang, Gringsing. Disini ada
pesanggrahan yang dipercaya peninggalan Sultan Mataram. Ditambah dengan
terdapatnya patung ular yang serupa dengan Hardowaliko yang dipamerkan di
Kraton Mataram Jogjakarta tetapi tanpa ada mahkota. Balekambang yaitu satu
bangunan di atas sumber mata air yang keluar dari tanah. Di sekelilingnya ada
rawa yang cukup luas yang saat ini beralih jadi persawahan. Bisa diliat dengan
terang kalau persawahan di sekelilingnya yaitu sawah yang berdiri di atas sisa
rawa karna struktur tanahnya. Balekambang lalu jadikan sumber irigasi untuk
sawah yang luas.
Alas atau
rimba itu dahulu dipakai jadi tempat pembunagan mayat sekitaran th. 1808-1811
(korban pembangunan De Grote Postweg), th. 1980-an (korban petrus waktu orde
baru) serta tingginya angka kecelakaan jalan raya hingga saat ini.
Resikonya
dari pembangunan ini yaitu rusaknya rimba di Jawa terutama lokasi utara. Tetapi
ini mesti dikerjakan manfaat tingkatkan perkembangan perekonomian penjajah
Belanda walau begitu berimbas pada kehidupan rakyat di daerah sekitaran.
Di bagian
beda, hal yang mengerikan yaitu banyak korban jiwa karena sistem pembangunan
itu. Dari sebagian rujukan yang saya peroleh, terdaftar sampai beberapa ribu
orang pribumi jadi korban ketika itu.
Terkecuali
hal diatas, waktu pada saat orde baru, ruang alas roban sempat jadikan jadi
tempat pembuangan mayat korban dari satu operasi rahasia yang pada saat itu
begitu populer dengan sebutan petrus atau penembak misterius sekitaran th.
1980-an. Hal semacam ini dilandasi dari banyak saksi hidup yang menyebutkan
kalau nyaris beberapa besar beberapa korban petrus waktu itu di buang di ruang
alas roban ini.
Bukan
sekedar itu, di daerah itu juga seringkali sekali terjadinya kecelakaan jalan
raya serta beritanya telah banyak juga yang wafat disana karena kecelakaan itu.
Dari beberapa informasi yang saya peroleh diterangkan kalau memanglah
intensitas angka kecelakaan di ruang alas roban ini cukup tinggi.
Tetapi, saya
sedikit kurang sepakat bila tiap-tiap kecelakaan yang berlangsung di ruang alas
roban itu cuma dikarenakan oleh tingkah dari makhluk astral saja. Bagaimanapun
juga aspek terpenting yaitu tetaplah manusianya tersebut ditambah dengan
keadaan jalan di ruang alas roban yg tidak sebaik jalur jalan di daerah yang
lain.
KONDISI ALAS
ROBAN
Jalanan yang
demikian menanjak serta berkelok di satu bukit dengan rindangnya pohon-pohon
jati memiliki ukuran besar. Jalur yang di kenal angker Misteri Alas Robankarena
banyak peristiwa yang tidak umum serta banyak kecelakaan. Di jalur lama
(tengah) ada tugu keselamatan. Tidak jauh dari itu ada makam petilasan Syekh
Jangkung yang dahulu sempat berkuasa di daerah itu, tetapi nisan untuk
memperingatinya rubuh di dekat satu diantara pohon jati yang cukup besar.
Jalur Tengah
(lama) Alas Roban dibuat oleh Belanda, tidak jauh dari jalur lama itu ada Goa
Jepang. Goa Jepang dibuat sekitaran th. 1942 oleh Jepang. Di Batang diketemukan
2 Goa Jepang yakni di Alas Roban serta Pantai Roban. Goa Jepang di Alas Roban
ada sekitaran 13 mulut goa buatan waktu romusha serta 1 goa alami. 1 goa
berkedalaman 30 mtr. lebih, serta 12 yang lain pada 5-20 mtr. letaknya berjajar
di dekat sungai kecil. 1 goa alami terdapat diatas bukit. Untuk goa buatan yang
berkedalaman 30 mtr. lebih konon bisa menyimpan 8 tank ukuran tank waktu itu.
Sungai kecil yang berada di dekat goa nyatanya yaitu sisa jalur tank yang
menghubungkan jalur lama dengan jalur lingkar yang baru dibuat beberapa th.
kemarin.
Goa Pantai
Roban dibuat sekitaran 1942 serta dipakai sampai th. 1948 oleh Jepang. Goa
Pantai Roban ini terdapat didekat Kali Ngodek yang cukup lebar serta
berkedalaman 20 mtr.. Menurut saksi mata dulu ini jadikan pelabuhan Jepang
waktu merebutkan Indonesia dengan Belanda. Goa itu jadikan persembunyian oleh
jepang. Jepang pada th. 1945 waktu kemerdekaan RI belum juga pergi dari
Indonesia, mereka baru pergi dari Indonesia sesudah sekutu melepas bom atom ke
kota Nagasaki serta Hirosima.
MISTERI ALAS
ROBAN
Walau
populer jadi lokasi rimba jati ‘spooky’ di Jawa Tengah, tempat ini miliki
narasi sendiri. Terutama di ‘zaman silam’, saat ruas baru Alas Roban yang
dibuat Pemerintah Indonesia belumlah ada. Semuanya type kendaraan, mulai bus
umum, truk hingga kendaraan pribadi mesti melewati rute ini.
Satu
diantara rutinitas yang dikerjakan orang-tua saya saat kami
-putra-putrinya-masih kecil yaitu berwisata dengan mobil pribadi dari Jawa
Timur ke Jawa Tengah waktu berlibur sekolah anak-anak. Serta itu berarti
melewati rute selama Pantura dari Surabaya hingga Semarang, ditambah
Jogjakarta, Solo hingga Rekanggung serta Parakan.
Satu
diantara rute favorite kami jadi anak-anak dibawah limabelas th. yaitu Alas
Roban, komplit dengan semua cerita ‘spooky’ yang dipunyainya. Seperti
keadaannya jadi sisi dari Grote Postweg, jalanan licin tanpa ada penerangan
pada malam hari dengan trek berliku-liku dengan kata lain meliuk-liuk yang
dapat buat perut mual, hingga begal atau rampok yang menanti di beberapa tempat
strategis. Termasuk ‘wingitnya’ atau seramnya si rimba sendiri dalam gambaran
visual. Sebelumnya masuk rimba serta setelah keluar rimba, ada demikian banyak
resto serta warung makanan. Termasuk juga sate kambing muda Subali di daerah
Subah yang cukup populer itu. Namun demikian masuk rimba sejauh 1 km, tidak ada
warung apa pun yang dapat jadikan tempat ‘ngiras’ atau mengudap makanan.
Walau
populer jadi lokasi rimba jati ‘spooky’ di Jawa Tengah, tempat ini miliki
narasi sendiri. Terutama di ‘zaman silam’, saat ruas baru Alas Roban yang
dibuat Pemerintah Indonesia belumlah ada. Semuanya type kendaraan, mulai bus
umum, truk hingga kendaraan pribadi mesti melewati rute ini.
Satu
diantara rutinitas yang dikerjakan orang-tua saya saat kami
-putra-putrinya-masih kecil yaitu berwisata dengan mobil pribadi dari Jawa
Timur ke Jawa Tengah waktu berlibur sekolah anak-anak. Serta itu berarti
melewati rute selama Pantura dari Surabaya hingga Semarang, ditambah
Jogjakarta, Solo hingga Rekanggung serta Parakan.
Satu
diantara rute favorite kami jadi anak-anak dibawah limabelas th. yaitu Alas
Roban, komplit dengan semua cerita ‘spooky’ yang dipunyainya. Seperti
keadaannya jadi sisi dari Grote Postweg, jalanan licin tanpa ada penerangan
pada malam hari dengan trek berliku-liku dengan kata lain meliuk-liuk yang
dapat buat perut mual, hingga begal atau rampok yang menanti di beberapa tempat
strategis. Termasuk ‘wingitnya’ atau seramnya si rimba sendiri dalam gambaran
visual. Sebelumnya masuk rimba serta setelah keluar rimba, ada demikian banyak resto
serta warung makanan. Termasuk juga sate kambing muda Subali di daerah Subah
yang cukup populer itu. Namun demikian masuk rimba sejauh 1 km, tidak ada
warung apa pun yang dapat jadikan tempat ‘ngiras’ atau mengudap makanan.
EmoticonEmoticon